BREAKING NEWS
SPACE IKLAN INI DISEWAKAN
untuk informasi hubungi Dewan Redaksi 0877-9361-6743

Pecah Rekor ! Parade Sound Sepanjang Jalan Lawu 5.130 Meter dan 358 Peserta

 

pagelaran spektakuler dari Asosiasi Pengusaha Sound Indonesia (APSI) parade sound system yang membentang sepanjang Jalan Lawu Karanganyar.

Karanganyar MR- Kabupaten Karanganyar malam ini merayakan momen bersejarah: hari jadi yang ke-108. Peringatan tidak hanya menghadirkan tradisi budaya seperti reog dan jaran dor, tetapi juga sebuah pagelaran spektakuler dari Asosiasi Pengusaha Sound Indonesia (APSI) parade sound system yang membentang sepanjang Jalan Lawu  Karanganyar dengan kekuatan suara luar biasa, Jumat ,14November 2025.

APSI menorehkan perayaan unik dalam rangka hari jadi ini. Ratusan sound system besar, milik anggota asosiasi dari berbagai daerah, dipasang sepanjang Jalan Lawu. Gelaran parade sound  ini menghadirkan dentuman sound system kuat, yang secara bergantian menyuarakan irama musik sepanjang rute lebih dari 5.000 meter.

 Menurut laporan lokal, para speaker dipasang secara rapi, dan setiap segmen tertentu dari jalan Lawu menjadi panggung bagi suara bass besar yang menggema. 

Salah satu peserta dalam acara ini adalah Sriyono, pemilik Kaesar Pro Audio dari Jatiroto, Wonogiri. Ia menuturkan bahwa dirinya “jauh-jauh ke Karanganyar untuk mengikuti parade ini,” menunjukkan betapa besar antusias komunitas sound system terhadap perayaan ini.


Menurut keterangan panitia, parade ini mencatat rekor istimewa: rute sepanjang sekitar 5.230 meter, dengan 358 sound system peserta dan 358 vendor musik yang turut meramaikan acara. Jika data ini benar, parade ini bisa menjadi salah satu rekor skala besar di bidang sound system di Indonesia.

Panitia membawa narasi bahwa parade sound ini layak masuk rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Karena jumlah peserta yang sangat banyak, jarak pemasangan sound system yang panjang, serta keterlibatan vendor musik yang merata, acara ini layak diperhitungkan dalam daftar rekor nasional. 

Keberhasilan mencatatkan rekor tersebut akan menjadi kebanggaan tidak hanya bagi APSI, tetapi juga bagi masyarakat Karanganyar, sebagai bagian dari perayaan hari jadi daerah.

Bagi Sriyono, acara ini bukan sekadar ajang pamer sound besar, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan antar komunitas sound sistem se-Solo Raya dan sekitarnya. “Saya sangat senang dengan kegiatan ini karena menambah teman dan juga silaturahmi dengan komunitas sound sistem sesolo raya dan sekitarnya,” ujarnya.

Melalui parade ini, anggota APSI dari daerah-daerah lain bisa bertemu, tukar pengalaman teknis, berbagi ide tentang pengaturan bass, konfigurasi speaker, dan strategi pagelaran. Karena itu, selain hiburan publik, parade ini juga menjadi forum profesional bagi pelaku usaha sound system.

Peringatan hari jadi Karanganyar ke-108 tidak hanya menggema lewat dentuman sound system. Acara juga menampilkan parade Reog Ponorogo dan Jaranan kesenian tradisional yang sangat kental dalam budaya Jawa. Reog klasik, dengan iringan bunyi besar dari sound system, menciptakan pertunjukan yang memadukan modernitas dan tradisi.

Tak ketinggalan, penampilan dari Om Lorenza menyemarakkan pagelaran musik dengan nuansa populer dan menghibur. Kombinasi musik modern dan kesenian tradisional ini dipilih dengan cerdik oleh panitia untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat  dari komunitas sound system hingga penikmat seni rakyat Karanganyar.

Masyarakat Karanganyar berharap rangkaian kegiatan hari jadi  dari parade sound, pentas reog, hingga malam resepsi bisa memperkuat identitas lokal sekaligus menumbuhkan inovasi komunitas kreatif. Kegiatan seperti ini dianggap sebagai bentuk sinergi antara tradisi dan kemajuan, sekaligus memancing gairah UMKM lokal, vendor musik, dan pelaku ekonomi kreatif.

Tentu saja, menyelenggarakan parade sound sepanjang lebih dari 5 km membawa tantangan teknis dan logistik besar. Pemasangan speaker yang aman, distribusi listrik, hingga pengaturan lalu lintas di sepanjang Jalan Lawu harus ditangani dengan cermat agar acara berjalan lancar dan tidak mengganggu warga setempat.

Menurut beberapa pengelola, mengoordinasikan 358 unit sound system dan vendor musik bukanlah pekerjaan mudah. Namun kolaborasi antara APSI, pemerintah kabupaten, dan komunitas lokal terlihat kuat dalam planning dan pelaksanaan.

Selain itu, aspek keamanan dan kenyamanan publik menjadi prioritas. Dengan suara keras yang dipancarkan oleh sound besar, potensi gangguan bisa muncul, tetapi panitia berupaya menjaga agar acara tetap menjadi hiburan yang positif, bukan sekadar kebisingan.

Dengan suksesnya parade sound ini, banyak pihak berharap Karanganyar dapat menonjol sebagai destinasi kreatif dan budaya yang unik. Event seperti ini bisa menjadi daya tarik wisata, tidak hanya untuk warga lokal tetapi juga pengunjung dari kota-kota sekitar.

APSI sendiri, melalui gelaran ini, membuktikan bahwa asosiasi sound system dapat berkontribusi positif bagi perayaan hari jadi daerah  menggabungkan hiburan modern, budaya tradisional, dan semangat komunitas.

 Ke depan, harapannya acara semacam ini menjadi tradisi tahunan yang semakin berkembang, lengkap dengan inovasi dan skala yang lebih besar.( Heru /Pimred Cahyospirit )











Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar