BREAKING NEWS
SPACE IKLAN INI DISEWAKAN
untuk informasi hubungi Dewan Redaksi 0877-9361-6743

Kirab Budaya dan Bersih Desa Desa Karangpakel: Merajut Tradisi, Memperkuat Persatuan

Kirab Budaya dan Bersih Desa, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi desa ke-105.

Klaten – Sabtu, 20 September 2025 menjadi hari istimewa di Desa Karangpakel. Di lapangan desa setempat berlangsung acara Kirab Budaya dan Bersih Desa, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi desa ke-105. Acara ini menyedot antusias warga dari seluruh RT dan RW, serta menghadirkan tokoh penting pemerintahan dan keamanan lokal.


Acara dibuka dengan kehadiran Camat Trucuk, Bapak Marjono, beserta jajarannya. Turut hadir pula perwakilan dari Polsek dan Koramil setempat sebagai unsur keamanan, serta seluruh warga masyarakat Desa Karangpakel.

 Kehadiran semua elemen ini menunjukkan bahwa acara tidak hanya bersifat budaya tetapi juga sebagai sarana memperkuat kebersamaan dan persatuan.

Menurut suara Sri Sugiyanto Kepala Desa Karangpakel, acara Kirab Budaya dan Bersih Desa adalah ritual yang dilaksanakan setahun sekali. Acara ini dirancang untuk menampilkan budaya lokal yang khas, salah satunya berupa tumpengan – sajian tumpeng yang tidak hanya banyak jumlahnya, tetapi juga lengkap dengan hasil bumi desa. Berikut beberapa rangkaian acara penting:.

Kirab Budaya: Semua warga terutama dari 23 RT dan 7 RW ikut serta. Mereka tidak hanya berjalan dalam kirab, tetapi juga mempersembahkan seni lokal — mulai dari tarian, musik, dan pertunjukan rakyat lainnya yang mencerminkan identitas kultural masyarakat Karangpakel. 

Tumpengan: Lebih dari 23 tumpeng disediakan. Tumpeng ini bukan hanya sebagai simbol syukur, tetapi juga sebagai media untuk menunjukkan hasil bumi desa  buah-buahan, sayur-sayuran, produk pertanian lokal  yang menjadi kebanggaan warga. 

Wayang Kulit: Sebagai puncak malam, wayang kulit menjadi penutup yang penuh makna. Pertunjukan wayang pada malam hari memberikan suasana menjadi medium pendidikan budaya, cerita lokal, dan hiburan rakyat.

Acara seperti ini memiliki beberapa fungsi utama:

Rasa Syukur: Sebagai wujud syukur atas hasil usaha warga, kesehatan, dan hasil bumi yang melimpah selama setahun terakhir.

Pelestarian Budaya Lokal: Melalui pertunjukan seni, tradisi makan tumpeng, wayang kulit, dan kirab budaya, generasi muda diajak untuk mengenal, menghargai, dan melanjutkan budaya leluhur. 

Mempererat Persatuan Sosial: Semua lapisan masyarakat dari berbagai RT dan RW ikut serta, menunjukkan bahwa kebersamaan dan gotong royong masih menjadi pijakan penting dalam kehidupan desa.

Peringatan Hari Jadi: Menjadi momen refleksi dan perayaan bahwa desa Karangpakel telah melewati 105 tahun perjalanan sejarah, pembangunan, dan dinamika sosial.

Sejak pagi hingga malam, suasana di lapangan Desa Karangpakel dipenuhi warga yang bersuka ria. Kirab budaya diwarnai oleh kerumunan warga yang mengikuti dari titik start hingga finish, menyaksikan berbagai pertunjukan seni. 

Tumpeng yang berjajar panjang, dengan ragam hasil bumi, menarik perhatian banyak pihak  tidak hanya karena jumlahnya, tetapi juga keindahan dan kerapian penyajiannya.

Menjelang malam, alunan gendang dan gamelan mengiring pagelaran wayang kulit. Cahaya lampu minyak atau lampion serta suasana malam yang rileks membuat pertunjukan makin khidmat. 

Warga duduk berkerumun di lapangan atau sekitar panggung wayang, menikmati kisah yang disampaikan dalang serta sinden, larut dalam cerita wayang yang kaya akan simbol, moral, dan humor.

Kades Desa Karangpakel menyampaikan harapan agar tradisi ini terus lestari. Dengan makin majunya zaman, seringkali budaya lokal terdesak oleh globalisasi, modernisasi, dan gaya hidup baru. 

Acara seperti kirab budaya dan bersih desa diharapkan dapat menjadi penyeimbang  mempertahankan akar, memperkuat identitas, sekaligus menumbuhkan rasa bangga menjadi warga Karangpakel.

Kirab Budaya dan Bersih Desa Desa Karangpakel bukan sekadar sebuah tradisi tahunan, melainkan sebuah peristiwa sarat makna: merayakan kelahiran desa ke-105, meneguhkan tali persaudaraan antar warga, dan melestarikan budaya lokal yang menjadi warisan nenek moyang.

 Dengan kolaborasi warga, pemerintah desa, dan aparat keamanan, acara ini berhasil menciptakan suasana kebersamaan yang kuat, sekaligus menjadi panggung budaya yang menginspirasi.( Aulia / Pimred Cahyospirit )











Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar