Dolan Bareng ke Jumog: Kebersamaan dan Semangat Menabung Warnai PKK Brangkal Bersama Taruna Putra Trans
warga Brangkal, Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, dalam kebersamaan yang penuh kehangatan.
Tirtomoyo,Wonogiri MR— Sebuah pagi yang cerah menyambut warga Brangkal, Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, dalam kebersamaan yang penuh kehangatan.
PKK Desa Brangkal bekerja sama dengan komunitas Taruna Putra Trans menyelenggarakan Dolan Bareng ke Wisata Air Terjun Jumog, Karanganyar.
Kegiatan ini bukan hanya untuk melepas penat, tetapi juga sebagai wadah mempererat silaturahmi antar warga, membangun rasa kebersamaan, serta menanamkan budaya menabung secara rutin.
Pukul sekitar 07.30 pagi, seluruh peserta telah berkumpul di Balai Desa Brangkal. Wajah sumringah terlihat di antara ibu‑ibu PKK, anak-anak, remaja, dan anggota Taruna Putra Trans.
Beberapa hari sebelumnya, mereka telah menyepakati agenda, berkumpul, serta menabung sedikit demi sedikit agar bisa membiayai kegiatan ini secara mandiri.
Sebelum keberangkatan, acara dibuka dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ketua RT Pujiono, salah satu ketua termuda di desa ini. Dalam doanya,
Pujiono memohon agar perjalanan lancar, tidak ada halangan, dan agar kebersamaan serta rasa syukur selalu terjaga dalam setiap langkah warga. Doa pagi itu juga dipandang sebagai momen refleksi, bahwa persiapan fisik tidak cukup tanpa persiapan spiritual dan mental.
Salah satu hal yang menjadi ciri khas kegiatan kali ini adalah sistem pertabungan yang dijalankan di antara peserta. Sejak beberapa minggu sebelumnya, setiap anggota, dari yang usia muda hingga yang lebih tua, rutin menabung sesuai kapasitasnya.
Uang tabungan ini dikumpulkan agar semua dapat ikut serta dalam Dolan Bareng, tanpa membebani satu pihak pun.
Ketua PKK Desa Brangkal menyatakan bahwa niatan menyelenggarakan piknik seperti ini bukan cuma sekali saja, melainkan akan menjadi agenda tahunan.
Hal ini untuk mendorong warga agar lebih aktif dan disiplin dalam menabung, serta agar tali persaudaraan terus diperkuat dari waktu ke waktu.
Sekitar pukul 08.00, rombongan berangkat menuju Air Terjun Jumog, Karanganyar. Perjalanan ditempuh dengan bus kampung dan kendaraan pribadi, diiringi lagu‑lagu daerah serta canda tawa yang mengiringi sepanjang jalan.
Pemandangan pegunungan dan udara sejuk pegunungan menjadi penyegar hati bagi banyak peserta.
Setibanya di lokasi, suasana benar‑benar hidup: anak‑anak berlarian sambil bermain air, ibu‑ibu ngobrol santai di bawah rindangnya pepohonan, sementara Taruna Putra Trans membangun pos kecil untuk koordinasi dan kebersihan.
Tidak sedikit yang mengabadikan momen dengan kamera dan ponsel foto keluarga, foto bersama, dan tentunya foto selfie dengan latar belakang air terjun yang memukau.
Makan siang bersama menjadi momen penting: nasi liwet, lauk tradisional, sayuran hasil dari warga sendiri, dan tentunya sambal khas. Suara tawa, canda antar tetangga yang sudah lama tak terlihat dekat, semuanya muncul dalam kebersamaan itu.
Di penghujung hari, sebelum kembali ke Brangkal, ketua PKK dan beberapa tokoh desa menyampaikan sambutan singkat. Mereka berterima kasih atas partisipasi seluruh warga dan Taruna Putra Trans dalam menabung dan ikut dalam kegiatan ini.
Lebih dari itu, mereka berharap agar semangat kolektif ini terus dipelihara bahwa menabung untuk gara‑gala sosial bukan hanya soal uang, tetapi soal rasa saling punya, rasa tanggung jawab, dan solidaritas antar warga.
Ketua RT Pujiono, dalam penutupnya, mengajukan harapan agar acara seperti ini tidak hanya menjadi hiburan tahunan, tetapi menjadi sarana pendidikan karakter kedisiplinan, kerjasama, dan kesadaran bahwa setiap usaha kecil (seperti menabung) bisa membawa kegembiraan dan manfaat bersama.
“Kami pergi bukan hanya untuk bersenang‑senang, tetapi untuk saling mengenal lebih dekat, menghargai kekompakan, dan belajar bahwa jalan bersama lebih mudah jika kita saling menopang,” demikian kesimpulan sederhana dari seorang peserta muda.
Acara Dolan Bareng ke Jumog ini menjadi bukti bahwa setiap desa memiliki kekayaan bukan hanya alamnya, tapi kekayaan rasa persaudaraan.
Dan dengan menabung, upaya kecil itu menjadi nyata: bahwa bersama‑sama, masyarakat desa bisa menciptakan momen indah, penuh makna, dan membangun masa depan lebih harmonis.( Sunaryo / Pimred Cahyospirit )












