BREAKING NEWS
SPACE IKLAN INI DISEWAKAN
untuk informasi hubungi Dewan Redaksi 0877-9361-6743

CAPING DESA REJOSARI KECAMATAN JATISRONO YANG KIAN PUNAH

 

Kerajinan tangan caping, yang sejak dahulu menjadi identitas sekaligus penopang kehidupan warga Desa Rejosari, Kecamatan Jatisrono, semakin jarang ditemui. 

Jatisrono ,Wonogiri MR– Sebuah warisan budaya lokal yang bernilai tinggi kini menghadapi ancaman kepunahan. Kerajinan tangan caping, yang sejak dahulu menjadi identitas sekaligus penopang kehidupan warga Desa Rejosari, Kecamatan Jatisrono, semakin jarang ditemui. 

Hal ini disebabkan karena para pengrajin yang masih bertahan mayoritas sudah lanjut usia, sementara generasi muda enggan menekuni pekerjaan yang dianggap kurang menjanjikan terang Sri Sulastri selaku pengepul dan pedagang caping yang beralamat di Dusun Pencil Rejosari.

Proses pembuatan caping dilakukan sepenuhnya secara manual dengan tangan dan peralatan sederhana seperti pisau, arit, jarum, dan benang. Untuk menghasilkan satu caping, pengrajin harus melalui tahapan panjang, mulai dari pemilihan bambu dengan kriteria khusus, pemotongan dan pengeringan, proses nyepah (membuat iratan bambu), hingga tahap anyaman berlapis. Setiap helai bambu ditata dengan teliti agar caping kuat, rapi, dan berbentuk sempurna.



Setelah anyaman selesai, selanjutnya proses muter dimana ketiga anyaman dirangkap jadi satu dan dipasang teropong tempat kepala selanjutnya dibentuk lingkaran bundar, kemudian caping diberi wengku pada bagian tepi dengan teknik akhir dijejet (menjahit wengku dengan benang), lalu disamak ujung luarnya dengan lapisan sintetis di bagian atas.

Kerajinan caping ini bukan hanya hasil keterampilan tangan, tetapi juga mengandung nilai filosofi dan budaya agraris masyarakat. Sayangnya, meski membutuhkan ketekunan dan waktu yang panjang, harga jual caping masih relatif murah. Dalam sehari, rata-rata pengrajin hanya mampu menyelesaikan satu caping.


Kondisi ini menjadi keprihatinan bersama. Tanpa perhatian dan dukungan dari pemerintah desa maupun instansi di tingkat yang lebih tinggi, bukan tidak mungkin kerajinan caping Desa Rejosari akan benar-benar hilang dalam beberapa tahun mendatang.

 Padahal, bila mendapat pembinaan, inovasi desain, serta akses pasar yang lebih luas, caping Rejosari berpotensi menjadi produk unggulan sekaligus ikon budaya lokal yang membanggakan.

Harapan besar tertuju kepada para pemangku kebijakan, agar dapat memberikan ruang perhatian khusus, mulai dari pelatihan, pendampingan, hingga program pemberdayaan, sehingga kerajinan caping tidak hanya lestari, tetapi juga dapat meningkatkan taraf hidup para pengrajin( Aris / Pimred Cahyospirit )











Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar