BREAKING NEWS
SPACE IKLAN INI DISEWAKAN
untuk informasi hubungi Dewan Redaksi 0877-9361-6743

Kolaborasi Akad Nikah Antar Dua Kota Bantul–Wonosobo Hadir dengan Sentuhan Tari Karonsih dari Ayudhans Studio Yogyakarta

Uniknya, pernikahan tersebut menjadi sorotan karena menampilkan siluet budaya Jawa Tengah, yaitu Tari Karonsih, sebagai inti estetika dan spiritual acara

Yogyakarta MR -  Adat pernikahan dua budaya dari daerah yang berbeda telah resmi dilaksanakan dalam prosesi akad nikah yang digelar di Kabupaten Bantul. 

Uniknya, pernikahan tersebut menjadi sorotan karena menampilkan siluet budaya Jawa Tengah, yaitu Tari Karonsih, sebagai inti estetika dan spiritual acara, khusus dibawakan oleh sanggar lokal Ayudhans Studio di Kotagede, Yogyakarta dipimpin oleh pasangan seniman Dani Candra & Ayodya.



Sejak awal, pasangan ini menyatakan keinginan kuat menggabungkan konsép budaya asli  Jawa Tengah dan rasa lokal Bantul-Yogya-Wonosobo, sebagai wujud kulturasi dan brokering masa. “Acara akad ‘ada matane’ tetapi tetap meriah tanpa hiburan modern yang menyilaukan,” kata Dani Candra, koreografer Ayudhans.

Hasilnya: Prosesi akad dimulai pagi hari, rangkaian resmi fikih dan adat (temanten adat) dengan Alus tempat duduk bambu kuning berpadu dengan alunan gamelan Klungkung dari Yogyakarta, dan dua penari dari sanggar Ayudhans Studio membimbing menuju pelaminan sambil menarikan cucuk lampah, gerak lambat simbol doa restu abdi dalem untuk pengantin. 

Setelah salam-salaman keluarga, segera disajikan Tari Karonsih, sekitar 8 menit koreografi yang mencerminkan cinta dua sejoli yang saling kerinduan.

Tari Karonsih merupakan tarian tradisional dari Jawa Tengah yang menceritakan kisah Dewi Sekartaji dan Panji Asmara Bangun, kisah cinta yang selalu menunggu dan meyakinkan kesetiaan satu sama lain makna yang dirasa cocok untuk pelaminan dua insan. Nama “Karonsih” berasal dari bahasa Jawa “kekaron / sakloron tansah asih”, yang berarti “semoga selalu saling mencintai” .

Dirancang sebagai prosesi unggulan pada resepsi pernikahan Jawa, tarian ini kerap dimulai setelah lampah pengantin duduk di pelaminan, sebelum acara hiburan lain dimulai. Harapannya: kedua mempelai bisa meneladani kesetiaan asmara Galuh Candra Kirana dan Panji Asmarabangun. Ayudhans Studio merancang koreografi tematik agar cerita tersebut mengalir dengan rapi: edukatif, estetis, dan emosional bertolak dari warisan klasik berdurasi 15–20 menit menjadi rangkaian yang lebih kontemporer sekitar 7–10 menit.

Tim Ayudhans mengaku melakukan latihan intensif dengan dua penari utama selama tiga minggu penuh di Kotagede, Yogyakarta. Kotagede memang dikenal sebagai pusat sanggar tari dengan akar gaya klasik — seperti Sanggar Tari Argodumilah yang telah lama menjadi rujukan dalam pengajaran gaya klasik Yogyakarta dan juga merepresentasikan semangat pelestarian yang strong dari kota tua ini.

Kedua penari menyatu dengan panitia dari Bantul & Wonosobo melakukan gladi bersih.

Pengantin & keluarga hadir dalam simbol-simbol patriarkal Jawa (selendang pengantin, sajien siraman, slametan, tirakatan). Sebelum memutuskan menampilkan Karonsih konsep ini sempat menuai perdebatan mengenai kecocokan protokol sakral dengan unsur pertunjukan publik.

Namun akhirnya, pasangan sepakat pendekatan tari sebagai doa”konsep artistik platform apresiatif, bukan sekadar hiburan. Konsep ini kemudian diramu sebagai inti magis dalam acara akad.

Yang  hadir, terdiri dari keluarga, sanak saudara, pejabat lurah, serta perwakilan Budaya Bantul dan Dinas Kebudayaan Wonosobo.

 Banyak yang dibuat terharu oleh ekspresi wajah penari yang lembut dan gerakan yang penuh makna. “Saya nggak pernah membayangkan keiningan tarian tradisional bisa diapresiasi sehebat ini,” ujar salah satu tamu dari Wonosobo, sambil merekam video langsung yang kemudian diunggah mengundang maraknya tagar #TariKaronsih,di TikTok, Instagram Story, hingga WhatsApp grup keluarga.

Unggahan tersebut bahkan sempat menyalip popularitas berita lain tentang tari Jawa klasik yang hanya dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta. Netizen berkomentar: “Tunangan saya pikir ini koreografi tarian profesional di pentas Yogyakarta,” seraya menyebut bahwa Taman Budaya Yogyakarta biasanya host sporádic performances, not nightly—jadi sedikit surprise kalau ini dipentaskan di pernikahan .

Tak ayal, dalam dua jam saja video menembus 10.000 view, dan 10+ akun sosial media berbicara tentang keaslian konsep; banyak menduga acara di balai seni tingkat kabupaten, bukan akad nikah keluarga.

Pengantin menyatakan: “Bantul dan Wonosobo mungkin berbeda secara geografis, tetapi bila bisa dipadukan dalam konteks nilai budaya Jawa yang menyatukan, topik cross‑gayutan/gayut lalu dipadu oleh seniman dari Kotagede tambah kaya, kayoni kan?” Keduanya berharap format ini bisa jadi inspirasi wedding planner budaya.

Menurut catatan Dinas Kebudayaan Bantul dan Wonosobo, ini diperkirakan menjadi resepsi pernikahan adat segmen komunitas dengan tingkat produksi seni tari tradisional tertinggi di Bantul sepanjang tahun 2025—walaupun bukan acara resmi daerah.

Ayudhans Studio berencana menawarkan paket “Karonsih Wedding Concept” bagi calon mempelai di DIY, Wonosobo, Klaten, bahkan Soloraya—dengan pengembangan ke daerah lain seperti Sunda (Jaipongan) atau Betawi.

Pengantin sendiri menyebut akan menyumbang sebagian keuntungan dokumentasi untuk organisasi pemuda tari, dengan tagline “Restorasi Pariwisata Budaya: dari pelaminan ke panggung rakyat

Tarian Karonsih bukan hanya sekadar hiburan ia adalah’mikroturu’ kebudayaan Jawa di tengah era digital. Ritual sakral yang dirayakan dengan gerak yang menyentuh makna, dihadirkan pada waktunya pada prosesi akad nikah “cinta yang tidak dicipta di layar, tetapi elemen jiwa muatan doa dan niat restu.

”Semoga kisah #AkadKaronsih ini tak sekadar viral sebagai tren tetapi sebagai bukti bahwa kebudayaan tradisi bisa hidup dan dihargai, selagi dibarengi niat yang tulus, koreografi yang bermakna, dan dedikasi yang profesional.(Sunaryo / Pimred Cahyospirit )



















Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar