BREAKING NEWS
SPACE IKLAN INI DISEWAKAN
untuk informasi hubungi Dewan Redaksi 0877-9361-6743

Sanggar Asto Kenyo Art: Pelestarian Wayang Kulit dan Budaya di Desa Kepuhsari, Wonogiri

 

Sanggar Asto Kenyo Art didirikan pada tahun 2002 oleh Retno Lawiyani.

Manyaran Wonogiri MR- Di tengah pesatnya perkembangan zaman, Desa Kepuhsari di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tetap mempertahankan warisan budaya leluhurnya melalui kerajinan wayang kulit. Salah satu tokoh sentral dalam pelestarian budaya ini adalah Retno Lawiyani, pendiri Sanggar Asto Kenyo Art.

Sanggar Asto Kenyo Art didirikan pada tahun 2002 oleh Retno Lawiyani. Nama "Asto Kenyo" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "hasil karya seni tangan seorang perempuan," mencerminkan dedikasi Retno dalam melestarikan seni tatah sungging wayang kulit.



Sanggar ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat produksi, tetapi juga sebagai rumah belajar bagi masyarakat sekitar, terutama generasi muda, untuk mengenal dan mempelajari seni tradisional ini.

 Selain itu, sanggar ini juga berperan dalam inovasi produk, seperti batik kampung wayang, wayang karakter wajah, souvenir, lukis kaca, dan kain kanvas, yang memperkaya ragam produk budaya lokal. 

Desa Kepuhsari dikenal sebagai Kampung Wayang, dengan sejarah panjang dalam pembuatan wayang kulit yang dimulai sejak dahulu.



Retno Lawiyani merupakan generasi  dalam keluarga pembuat wayang di desa ini, menunjukkan kesinambungan tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun. 

Untuk memastikan kelestarian budaya ini, Retno aktif melibatkan generasi muda melalui berbagai kegiatan edukatif.

Meskipun telah banyak mencapai, perjalanan Sanggar Asto Kenyo Art tidak tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah tingginya harga bahan baku kulit kerbau dan kelangkaan tanduk kerbau sebagai bahan cempurit/gapit, yang semakin sulit didapatkan. 

Selain itu, persaingan dengan produk budaya modern juga menjadi tantangan dalam mempertahankan eksistensi kerajinan wayang kulit.

Namun, dengan semangat dan dedikasi, Retno Lawiyani dan masyarakat Desa Kepuhsari terus berupaya menjaga dan mengembangkan seni tradisional ini. 

Melalui inovasi produk, pelibatan generasi muda, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, mereka berharap dapat mempertahankan warisan budaya ini untuk generasi mendatang.

Sanggar Asto Kenyo Art dan Desa Kepuhsari menjadi contoh nyata bagaimana seni dan budaya lokal dapat bertahan dan berkembang di tengah arus modernisasi, asalkan ada komitmen dan upaya bersama untuk melestarikannya.(Ari Saman/  Cahyospirit )















Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar