Menikmati Dimsum Umayumcha Di Hari Libur, Rasa Tetap Jadi Juara

Mediarakyat TV

  

Dimsum Umayumcha, frainchise yang berasal dari Yogyakarta dan kini berkembang dengan cepat ke berbagai daerah, termasuk Wonogiri.

Wonogiri MR -Di tengah nyamannya lingkungan Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, berdiri sebuah kedai kecil dua lantai yang setiap sore tampak ramai. 

Aroma kukusan dimsum menguar dari dapur, mengundang rasa penasaran siapa pun yang melintas. Kedai itu bukan sekadar tempat makan, melainkan juga lambang semangat baru wirausaha.

 Inilah Dimsum Umayumcha, frainchise yang berasal dari Yogyakarta dan kini berkembang dengan cepat ke berbagai daerah, termasuk Wonogiri.

Usaha ini dikelola oleh Winta Agustine, mitra resmi untuk Kabupaten Wonogiri. Bagi Winta, bergabung dalam jaringan Umayumcha bukan hanya tentang bisnis, tapi juga tentang menghadirkan gaya hidup baru ke kampung halamannya.

“Kami ingin daerah Wonogiri juga punya tempat yang nyaman, modern, tapi tetap ramah. Tempat yang bisa dinikmati semua kalangan,” saat ditemui pada Selasa,29 April 2025 dilantai dua kedai yang didesain dengan konsep semi-outdoor.

 Dalam budaya Tiongkok, “yum cha” adalah tradisi minum teh sembari menikmati aneka dimsum. Tradisi ini bukan hanya soal makan, melainkan juga menjadi ruang sosial bagi keluarga, teman, hingga komunitas. Konsep ini yang diangkat Umayumcha sejak berdiri di Yogyakarta tahun 2021.

 Pendiri Umayumcha adalah Uma Gumma yang melihat peluang dalam tren dimsum. Ia menyadari bahwa meskipun dimsum populer, belum banyak brand lokal yang membawanya dengan pendekatan serius, terutama lewat sistem kemitraan. Dengan prinsip satu mitra per kabupaten, Umayumcha menjaga eksklusivitas dan memberi keleluasaan mitra untuk membangun komunitas pelanggan tanpa persaingan internal.

Winta, sebagai mitra di Wonokarto, menjalankan bisnis ini dengan pendekatan unik. Selain mengikuti SOP dan resep dari pusat, ia juga berinovasi dalam pelayanan dan promosi. 

Kedai ini menawarkan berbagai menu dimsum seperti siomay ayam, hakau udang, lumpia, dan bakpao.Tak hanya itu, tersedia juga seblak dengan pilihan level pedas, dan minuman kekinian.

 Interior kedai didesain dengan konsep cozy dan Instagramable, menyasar pasar anak muda. Tak heran jika tempat ini cepat viral di media sosial, terutama TikTok dan Instagram.

“Kami sengaja buat dua lantai. Lantai bawah buat take away, lantai atas buat dine-in. Jadi bisa nyaman buat nongkrong atau mengerjakan tugas,” tambah Winta. 

Menjadi mitra Umayumcha bukan sekadar beli lisensi. Mitra harus melewati proses kurasi, pelatihan, dan pendampingan. Setelah itu, mitra akan tergabung dalam komunitas nasional, mendapat materi promosi, akses supplier, dan pelatihan rutin.

 Pusat Umayumcha menyediakan template konten media sosial, materi promosi, dan desain poster. Mitra tinggal menyesuaikan dengan konten lokal.

Dimsum Umayumcha menjadi bukti bahwa dari dapur kecil di desa, bisa lahir perubahan besar. Dengan manajemen kolaboratif, branding kuat, dan rasa yang konsisten, usaha ini tidak hanya mengenyangkan, tapi juga memberdayakan. 

Di tangan mitra seperti Winta, bisnis ini menjadi lebih dari sekadar usaha — ia menjadi ruang bertumbuh, berkumpul, dan bermimpi.(Ervina Rahmawati/ Cahyospirit )

















Posting Komentar untuk "Menikmati Dimsum Umayumcha Di Hari Libur, Rasa Tetap Jadi Juara"