BREAKING NEWS
SPACE IKLAN INI DISEWAKAN
untuk informasi hubungi Dewan Redaksi 0877-9361-6743

Prodi Kepanditaan Buddha STABN Raden Wijaya Tanda Tangani Aplikasi Kerja Sama Riset “Affective Coding” Bersama @Kokohealing, Memperkaya Keilmuan dan Memperluas Peran Pandita Sebagai Seorang Coach

Program Studi Kepanditaan Buddha, Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya, resmi menandatangani Aplikasi Kerjasama Riset bertajuk “Affective Coding

Wonogiri MR - Program Studi Kepanditaan Buddha, Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya, resmi menandatangani Aplikasi Kerjasama Riset bertajuk “Affective Coding”, pada hari Rabu, 20 November 2025 bersama coach Rheo dari @Kokohealing. Kerjasama dalam sebuah proyek penelitian inovatif yang menggabungkan pendekatan coaching, tehnik nafas, dan struktur logika pemikiran untuk menyelesaikan beban jiwa seseorang.

Kerja sama riset ini ditandatangani antara Prodi Kepanditaan Buddha Ngadat M.Pd.B., Ketua STABN Raden Wijaya Dr. Sulaiman Girivirya, Ph. D., dengan mitra praktisi dan komunitas riset independent.


MOU ini fokus pada pengembangan metode coaching berbasis afektif dan praktik spiritual. Penelitian diarahkan untuk mengeksplorasi bagaimana Affective Coding, sebuah pendekatan interpretasi pola emosi dapat menghasilkan model coaching yang efektif, tepat sasaran, dan juga dapat diselaraskan dengan nilai-nilai Buddhis.

Coach Rheo dari @Kokohealing menyampaikan bahwa beliau menyambut dengan baik kerjasama ini, dan harapannya kerjasama ini dapat berdampak positif dan berjalan secara  berkelanjutan antara Prodi Kepanditaan STABN Raden Wijaya dengan @Kokohealing. 

Ngadat M.Pd.B. selaku Ketua Prodi Kepanditaan Buddha menegaskan bahwa kerja sama riset ini memiliki dua tujuan utama: 1) Memperkaya landasan akademik dan keilmuan kepanditaan, terutama dalam bidang pelayanan spiritual, pendampingan umat, dan pendekatan berbasis perasaan dan emosi (affect); dan 2) Mengembangkan peran Pandita sebagai coach modern, yang tidak hanya melayani umat dalam aspek ritual, tetapi juga mampu mendampingi secara psikologis, emosional, dan spiritual melalui pendekatan ilmiah.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa dengan penelitian ini, diharapkan muncul model coaching berbasis ranah perasaan dan emosi yang dapat memberikan dampak signifikan dalam membawa beban emosi menuju ke titik nol secara langsung (rapid emotional neutralization), terukur, yang juga dapat diterapkan oleh para Pandita di berbagai konteks: konseling, pembinaan umat, pengembangan karakter, hingga penyelesaian konflik komunitas.

Adapun kolaborasi riset ini meliputi: 1) Studi kualitatif dan kuantitatif mengenai affective coding terhadap dinamika emosi umat; 2) Uji coba protokol sesi terstruktur bersifat single subject research maupun longitudinal.

 Integrasi nilai-nilai Buddhis, seperti sati (mindfulness), karuṇā, mettā dan kualitas batin lainnya dalam teknik doa, pembacaan paritta, atau mindful devotion.

Prodi Kepanditaan Buddha memiliki rencana terdekat bahwa hasil riset ini akan diaplikasikan dalam review kurikulum dengan bentuk mata kuliah dengan bobot 3 sks, Pengembangan modul, SOP, dan prototipe model coaching Pandita berbasis evidence-based practice. 

Selanjutnya rencana dalam jangka Panjang Prodi Kepanditaan dapat membentuk sebuah wadah dalam bentuk lembaga pelayanan umat berbasis coaching-Affective Coding, yang dapat memfasilitasi umat yang mengalami mental healing. Dengan adanya planning project tersebut eksistensi Prodi Kepanditaan Buddha akan memberikan dampak solutif yang sangat positif bagi umat dan masyarakat. 

Dengan demikian riset ini membuktikan bahwa kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan bukan sekedar hanya untuk melengkapi persyaratan tupoksi dosen ataupun hanya sekedar untuk kelengkapan administrasi akreditasi, namun kegiatan yang dilaksanakan benar-benar berdampak dalam wujud karya yang nyata. 

Ketua STABN Raden Wijaya, Dr. Sulaiman Girivirya, menyampaikan apresiasi dan harapan terhadap inovasi Prodi Kepanditaan Buddha: “Penelitian ini akan membuka cakrawala baru bagi profesi Pandita. 

Pandita bukan hanya pemimpin ritual, tetapi juga pendamping emosional dan spiritual berbasis keilmuan. Dengan mengintegrasikan lagkah Affective Coding kita berharap muncul model baru yang cepat, efektif, dan memberi manfaat luas bagi umat Buddha di Indonesia.”

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih model nasional layanan coaching Buddhis, yang akan memperkuat kompetensi lulusan Prodi Kepanditaan Buddha serta memperkaya disiplin Buddhist pastoral care di era modern.

Selanjutnya Beliau juga menyampaikan, bahwa kerja sama riset “Affective Coding” sebagai langkah maju Prodi Kepanditaan Buddha dalam memperkuat tradisi keilmuan sekaligus menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Kolaborasi ini menjadi fondasi penting menuju pengembangan coach Buddhis profesional, berkarakter welas asih, dan berbasis data ilmiah.( Niken / Pimred Cahyospirit )

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar