Hari ke‑4 MBG di SMPN 2 Karangdowo: Semangat Belajar dan Gizi Unggul Menuju Indonesia Emas
Klaten MR– Di hari ke‑empat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 2 Karangdowo, suasana sekolah dipenuhi antusiasme luar biasa dari para siswa, Jumat (22/08/2025).
Total 444 porsi MBG dibagikan hari ini, sebuah tanda komitmen kuat agar program ini berlanjut demi masa depan generasi emas Indonesia.
Sertu Ibnu Nugroho, Babinsa Karangdowo, menyampaikan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya MBG di sekolah ini.
Ia melihat langsung manfaat program gizi ini dalam mendukung semangat belajar dan kesehatan siswa. Dengan optimisme tinggi, Sertu Nugroho berharap MBG dikelola berkesinambungan dan memiliki dampak nyata menuju tercapainya visi Indonesia Emas.
Menurut Suwondo, pengelola/waka kesiswaan SMPN 2 Karangdowo, keberadaan MBG memberi dampak positif terhadap suasana belajar. "Anak-anak lebih sungguh‑sungguh belajar karena diberi MBG ini," ujarnya antusias. Di hari ke‑4, ia menambahkan, "anak anak sangat suka."
Raut wajah ceria tampak di setiap meja saat mereka menikmati hidangan bergizi.
Porsi telah ditata dengan rapi; setiap siswa menerima makanan lengkap nasi, lauk, sayuran, buah, dan juga susu, sejauh pantauan sejenis MBG di Klaten
Kebersamaan tercipta, anak menikmati hidangan bersama sambil membahas pelajaran ringan atau canda.
Menu diharapkan memenuhi standar gizi yang seimbang, sebagaimana diatur dalam pedoman MBG .
MBG adalah inisiatif pemerintah yang mulai diluncurkan secara nasional sejak 6 Januari 2025 untuk menjawab tantangan malnutrisi, stunting, dan kesenjangan akses gizi di Indonesia.
Di Klaten, Kabupaten ini sudah mulai menguji coba program ini di beberapa sekolah pada awal tahun, termasuk di Kecamatan Karangdowo.
Menurut kajian, MBG bukan sekadar soal menyuapi anak—melainkan investasi jangka panjang. Program ini terbukti meningkatkan konsentrasi, prestasi akademik, kondisi kesehatan, dan bahkan memberi ruang ekonomi bagi keluarga karena mengurangi biaya bekal harian siswa .
Terlepas dari kesederhanaan, komitmen untuk menjadikan MBG sebagai program berkelanjutan sangat tinggi. Dari sisi teknis, perlu adanya koordinasi antara sekolah, petugas gizi, pihak desa, Babinsa/Bhabinsa, hingga dinas pendidikan, agar standardisasi dan distribusi berjalan aman dan berkualitas
Hari ke‑empat MBG di SMPN 2 Karangdowo menunjukkan betapa program ini telah menjadi titik terang bagi para siswa, guru, dan pihak desa.
Dari kebersamaan meja makan hingga tekad mendidik generasi emas, MBG memberi harapan nyata. Semoga kiprah positif ini terus berlanjut, dan menjadi inspirasi bagi sekolah‑sekolah lain di Klaten bahkan seluruh Indonesia.(Aulia / Pimred Cahyospirit )
















